Connect with us

Bank Indonesia (BI) mencermati dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dalam jangka menengah melalui jalur perdagangan diyakini relatif terbatas. Pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1,0 persen dari total ekspor Indonesia.

“Meskipun demikian, dampak lanjutan dari terganggunya hubungan perdagangan UK-Eropa perlu dicermati mengingat pangsa ekspor Indonesia ke Eropa (di luar Inggris) mencapai 11,4 persen (2015),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, di Jakarta, Senin (27/6/2016).

Menurut Tirta, sebagian besar ekspor Indonesia ke Eropa adalah bahan baku dan mentah. Sementara itu, dampak pada kinerja investasi di Indonesia juga diprediksi terbatas. Dalam lima tahun terakhir, pangsa penanaman modal asing langsung dari Inggris terhadap total penanaman modal asing di Indonesia tercatat di bawah 10 persen.

BI memandang bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa tersebut berdampak relatif terbatas pada perekonomian domestik, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi.

Advertisement

Adapun di pasar keuangan domestik, di tengah terjadinya pelemahan di pasar uang Eropa dan Asia, nilai tukar rupiah relatif stabil. Sementara itu, pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi relatif terbatas, terutama apabila dibandingkan dengan negara-negara peers seperti India, Thailand dan Korea Selatan.

“Perekonomian Indonesia saat ini memiliki ketahanan ekonomi yang baik. Stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil. Ketahanan ekonomi ini diyakini mampu menjaga perekonomian Indonesia terhadap dampak hasil referendum di Inggris,” tegasnya.

Oleh karena itu, ke depan, BI akan terus mencermati potensi risiko yang muncul dari hasil referendum di Inggris. Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memonitor perkembangan perekonomian global, serta tetap mendukung langkah-langkah Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan stimulus pertumbuhan dan percepatan implementasi reformasi struktural. (fid)

 

Advertisement

Populer