Connect with us

Suasana pelantikan HIPMI Kota Tangerang Selatan (Tangsel) agak berbeda kemarin (20/11). Selain dihadiri oleh Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, ada sosok Andiara Aprilia Hikmat alias Andiara, Senator dari Banten. Sontak kehadiran tiga orang itu menjadi pergunjingan, termasuk saya. Mungkin karena Tangsel ingin menggelar Pilkada tahun depan, maka gunjingan orang-orang di dalam ballroom Hotel Mercure sore itu nuansa pilkada. Paling tidak ada bahasa “Benyamin Davnie dipasangkan dengan Andiara.” Ya, trah Banten bakal menyorong paket Benyamin Davnie-Andiara.

Dalam kesempatan itu, di tengah kerumunan wartawan, Andiara hanya mengeluarkan pernyataan “Kalian dukung saya kan?” ketika ditanya seputar keikutsertaannya dalam pilkada Tangsel nanti. Meski sejumlah awak media menulis bahwa tiga nama trah Banten ikut meramaikan Pilkada Tangsel, Ade Rossi dan Aldrin Ramadian, justru saya punya pendapat beda, kehadiran Andiara ke Tangsel justru menguatkan bahwa Aldrin Ramadian- yang akrab disapa Aldrin yang telah lebih dulu grasak-grusuk turun ke bawah guna mendulang dukungan warga justru tidak memeroleh dukungan dari Trah Banten. Nama Aldrin pun mulai meredup, meski sisa hiruk-pikuknya masih sedikit terasa.

Justru kehadiran Andiara membuat pilkada Tangsel ke depan lebih menarik. Jika benar Partai Golkar Tangsel memutuskan pasangan Benyamin Davnie-Andiara melalui pleno atau apapun namanya, disitulah kefatalannya. Jika memang demikian, risiko pertama yang diterima Partai Golkar adalah perpecahan suara di tingkat bawah. Kehadiran Benyamin Davnie yang kader Partai Nasdem tetap menjadi batu sandungan. Apalagi Partai Nasdem tak mendapat kursi di DPRD Tangsel.

Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah antiklimaks-nya warga Tangsel terhadap Trah Banten, karena tidak mampu menawarkan figur pengganti yang menjawab perubahan pola khususnya tingkat kesadaran warga Tangsel. Kepemimpinan Airin-Ben periode kedua, dinilai banyak kalangan asyik menikmati “zona aman.”

Advertisement

Sementara di luar sana, Aldrin adik kandung Airin sibuk dengan caranya sendiri, apa adanya, tanpa adanya dukungan materi kuat, ia tetap berjibaku. Karena terakhir kabarnya, Aldrin masih menyatakan dirinya tetap ingin maju dalam sebagai kontestan pilkada. Kondisi ini berbeda dengan Ben-Andiara yang sudah pasti aman logistik.

“Saya tetap jalan, terpilih atau tidak terpilih sebagai kandidat, yang terpenting saya sudah berusaha dan menjalani prosesnya. Saya masih percaya injury time keputusan politik bisa berubah. Sampai hasilnya final,” kata dia dalam sebuah kesempatan. Aldrin masih kerap diundang di sejumlah forum-forum diskusi sebagai bakal calon. Terakhir dia berbicara tentang konsep pemuda. Ia memilih turun menyerap aspirasi-keinginan-gagasan anak-anak muda. Menurut Aldrin jangan sampai jika dirinya menawarkan program malah kurang pas, gak cocok.

Eh,,,gak patah arang? Saya kembali menggali soal keyakinannya untuk tetap maju sebagai bakal calon. “Tidak, karena saya masih percaya dukungan dari orang tua. Ditambah dukungan teman-teman yang punya cara pandang beda,” tegasnya. Di sela-sela peluhnya, Aldrin masih menyempatkan diri mengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Tangsel yang dia komandoi, meski sama juga kadang tertatih-tatih.

Nah, itu dua gambar yang berbeda. Di sisi lain Ben-Andiara bisa jadi sudah pada zona aman,  sementara Aldrin berdarah-darah turun ke bawah bertemu dengan banyak orang yang sudah dijalaninya jauh-jauh hari. Mengacu pada pernyataan dia, bahwa Aldrin ingin menikmati prosesnya. “Hasil tidak akan mengkhianati prosesnya,” kira-kira demikian yang dikatakan banyak orang.

Advertisement

Buat saya, kehadiran Andiara, justru bisa menguatkan posisi tawar Aldrin bagi lawan Ben-Andiara. Kenapa? karena Aldrin pemecah suara antara loyalis Airin dan loyalis Banten (Rau), dan disinilah titik komprominya nanti. Apakah Aldrin akan diboyong calon lain demi limpahan pecahan suara? Aldrin sendiri sepanjang pengamatan saya, hanya mendaftarkan diri ke PDIP. Beda dengan cakal calon lain yang mendaftar ke banyak partai, termasuk Benyamin Davnie.

Populer