Connect with us

Nasional

Rektor UT kunjungi OUUK dan KBRI London

Dalam rangka melanjutkan rangkaian kegiatan perjalanan dinas luar negeri (PDLN) oleh delegasi Universitas Terbuka (UT) dan Indonesia Cyber Education (ICE) Institute yang dimotori oleh British Council (BC), pada hari kedua delegasi mewujudkan salah satu agenda utamanya, yaitu berkunjung dan secara langsung melakukan benchmark ke perguruan tinggi yang pertama kali menerapkan sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yaitu Open University UK (OUUK) yang sebelumnya bernama United Kingdom Open University atau UKOU (Selasa, 23/05/2023). Delegasi UT menuju ke kantor pusat OUUK yang berlokasi di Walton Hall Milton Keynes MK7 6AA dan disambut oleh Rebecca Barnett selaku Kepala Unit Kerja Sama Internasional OUUK di Gedung Perpustakaannya.

 

Pada kesempatan tersebut, delegasi Indonesia diperkenalkan dengan program Accessibility for All, yaitu program dukungan terhadap kaum disabilitas yang sudah diterapkan di OUUK secara intensif. Saat ini sebanyak 25% mahasiswa OUUK telah mendeklarasikan diri sebagai kaum disabilitas dengan berbagai jenisnya. Pendataan mahasiswa tersebut dilakukan dengan dukungan penuh dari pemerintah UK yang ditindaklanjuti dengan pembebasan biaya kuliah yang dikenal dengan istilah Disables Students Allowance (DSA). Pada pertemuan tersebut juga didiskusikan bagaimana OUUK yang dibantu oleh Disability Support Team (DST) melakukan penelusuran mahasiswa disabilitas secara terus menerus dan kemudian dilakukan pendampingan secara individu.

Advertisement

Paparan kedua mengenai praktik program Microcredentials yang diterapkan oleh OUUK yang bekerja sama dengan Future Learn, yaitu marketplace pembelajaran daring yang saat ini sedang giat melakukan terobosan baru dengan berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi ataupun konsorsium bidang pembelajaran daring di berbagai negara. OUUK telah menawarkan microcredential pengembangan profesi sejak 2020 dan hingga saat ini sebanyak 26 program sudah ditawarkan dengan peserta lebih dari 11.000 orang dan terus dipelihara serta dikembangkan dengan baik. Beberapa topik yang banyak diminati antara lain di bidang pendidikan, seperti CISCO Python Programming & Online Teaching: Creating Courses for Adult Learners. Beberapa hal positif dari praktik baik OUUK terkait dengan aksesibilitas dan pendidikan inklusif ini, delegasi memeroleh update informasi bagaimana UK menangani mahasiswa yang mengalami gangguan pada Kesehatan mental mereka (mental health) yang ternyata jumlahnya cukup signifikan. Kegiatan kunjungan kerja di OUUK diakhiri dengan menyantap makan siang yang disediakan tuan rumah di kantin OUUK.

Agenda berikutnya pada hari yang sama yaitu bersilaturahmi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes RI) di London. Delegasi disambut baik oleh Dubes RI untuk London, Dr. Desra Percaya, didampingi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) London, Prof. Khairul Munadi. Bersamaan dengan penyambutan delegasi UT, Dubes RI London juga menerima kunjungan dari perwakilan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Yogyakarta yang pada hari berikutnya akan mengadakan symposium di Middlesex University, UK. Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesdirjen Dikti), Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie sebagai anggota Majelis Wali Amanah (MWA) UT yang turut hadir bersama delegasi UT menyampaikan rasa bangganya pada perguruan tinggi di Indonesia yang mulai merambah kerja sama internasional melalui beberapa program penelitian kolaborasi, pertukaran staf dan pertukaran mahasiswa. Oleh karena itu, Prof. Tjitjik mewakili pemerintah RI menaruh harapan besar bagi generasi muda Indonesia yang potensial untuk mengembangkan kerja sama dengan lebih intensif.

Harapan Sesdirjen Dikti tersebut disambut dan didukung sepenuhnya oleh Dubes RI di London. Desra menekankan perlunya penguatan kualitas dan kualifikasi dosen-dosen Indonesia yang saat ini sedang menimba ilmu di UK. Salah satu program Dikti yang terus didukung KBRI London adalah Indonesia Internasional Student Mobility Award (IISMA) karena gaungnya dan peran mahasiswa peserta IISMA di London cukup menonjol dan menunjukkan hal yang positif, misalnya aktif mengadakan kegiatan sosial dan keakraban antar mahasiswa Indonesia, di samping menuntaskan tanggung jawabnya di bidang akademik. Selanjutnya, Dubes juga menekankan perlunya perhatian pada inklusifitas pendidikan warga Indonesia di London, termasuk kaum disabilitas. Salah satu dukungan pihak KBRI London yang dirasakan UT adalah kesediaan pimpinan Kedubes RI melalui Atdikbud London untuk menjadi perpanjangan tangan UT dalam melakukan promosi dan edukasi PJJ bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berstatus pekerja imigran di UK. Bahkan Atdikbud London sendiri saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa UT pada Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), namun karena kesibukan Prof. Khairul belum bisa menuntaskan studinya di UT. Prof. Khairul menyatakan bahwa pendidikannya di UT tersebut sangat penting sebagai perwujudan pendidikan sepanjang hayat (lifelong learning) di mana Prof. Khairul sendiri terinspirasi oleh ayahnya yang merupakan alumni UT juga pada tahun-tahun awal berdirinya UT. Banggalah sebagai civitas akademika UT! Maju terus UT bersama para mitra internasionalnya.

Advertisement
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer