Connect with us

Serpong

Eka Hospital BSD Luncurkan “Stroke Center”

Pelayanan kesehatan era kekinian semestinya mulai menerapkan konsep integrated care atau pelayanan terpadu. Pasien, tanpa kecuali, tertangani dengan pelayanan berkualitas tinggi, cepat tepat dan efisien, terintegrasi juga berkelanjutan untuk menghindari berbagai risiko kesehatan. Pelayanan ini semakin tinggi kebutuhannya pada pasien stroke.

Penderita stroke yang tertangani di waktu tepat bisa terhindar dari berbagai risiko. Sebab, keterlambatan penanganan satu menit saja, berakibat 1,9 juta sel saraf mati. Penanganan pasien stroke secara tepat dan terpadu juga membantu pemulihan fungsional lebih optimal.

Stroke center di rumah sakit juga semestinya memiliki layanan terpadu yang melibatkan multidisiplin ini. Jangan sampai pasien mengalami penundaan waktu untuk dirawat secara komprehensif.

“Stroke hanya bisa dikelola dengan baik apabila ditangani multidisiplin, tidak bisa ditangani secara parsial. Pasien datang, konsultasi, sepertinya mudah. Namun prosesnya tak semudah yang dibayangkan. Stroke center kuncinya multidisiplin,” ungkap spesialis bedah saraf Eka Hospital BSD, dr Setyo Widi, SpBS(K) dalam paparannya di peluncuran Stroke Center Eka Hospital, di BSD City, Tangerang Selatan, Rabu (2/10/2013).

Advertisement

Berpengalaman 20 tahun sebagai spesialis bedah saraf, Setyo mengungkapkan, selama ini dokter di rumah sakit bekerja secara parsial dalam menangani pasien stroke. Namun, ia juga mengakui, tak mudah untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menangani kasus stroke di rumah sakit.

Penanganan stroke terintegrasi ini coba diterapkan Eka Hospital BSD dengan melansir pelayanan terbarunya, Stroke Center. Stroke Center banyak terdapat di sejumlah rumah sakit, namun belum semuanya menerapkan pelayanan terpadu yang diklaim sebagai pembeda Stroke Center Eka Hospital.

“Stroke Center banyak di Indonesia. Ini merupakan bagian dari keinginan membangun neurocenter. Namun konsep Stroke Center di Eka Hospital berbeda, dan termasuk sebagai pionir di bidang ini di mana semua dokter bekerja secara tim dalam menangangi kasus stroke. Bagaimana mengintegrasikan semua hal ini yang penting,” ungkap Setyo yang juga menjabat sebagai Kepala Stroke Center Eka Hospital BSD.

Ia melanjutkan, yang dimaksud integrasi multidisiplin di Stroke Center adalah penanganan stroke memerlukan kerja tim dari spesialis saraf, spesialis bedah saraf, spesialis jantung, spesialis penyakit dalam, spesialis radiologi, spesialis rehabilitasi medik, spesialis gizi, juga perawat. Bukan hanya sumber daya manusia yang perlu saling terintegrasi, infrastruktur dan sistem yang baik di rumah sakit juga turut menentukan keberhasilan manajemen stroke di Stroke Center rumah sakit.

Advertisement

Kelengkapan fasilitas penunjang diagnosis juga memberikan kontribusi pada penerapan pelayanan terpadu di Stroke Center. Seperti MSCT (Multi Slice Computed Tamography), MRI (Magnetic Resonance Imaging), CathLab (ruang angiography), fasilitas tindakan operasi bedah, Stroke Unit (ruang perawatan khusus stroke akut), hingga Neuro Rehabilitation (rehabilitasi medis).

Untuk menangani stroke secara menyeluruh, layanan terpadu di rumah sakit juga semestinya menyediakan fasilitas bukan hanya tahap diagnostik, kuratif, dan rehabilitatif. Tahap promotif dan kuratif juga perlu tersedia layanannya. Selain Stroke Center, Eka Hospital juga memiliki komunitas peduli stroke yang memiliki sejumlah program rutin. Mulai senam stroke, hingga kelas diskusi dengan para ahli.

Pada kesempatan yang sama, Dr Thomas R Behrenbeck, MD, perwakilan Mayo Clinic mengungkapkan penerapan integrated care semestinya memang berjalan berkelanjutan.

Ia juga mengungkapkan tak banyak rumah sakit di Asia yang memiliki layanan fokus pada penyakit tertentu, seperti yang ia temukan di BSD City ini. (Kps/kt)

Advertisement

Populer